Tuesday, June 5, 2012

Terapkan Mentalitas Kelimpahan

Diterjemahkan sesukanya dari buku "SIMPLIFY and Live the Good Life" karya Bo Sanchez

Langkah ketiga adalah menerapkan mentalitas kelimpahan. Apa itu? Percayalah bahwa ada cukup uang tersedia di luar sana!

Beberapa orang terjebak dalam mentalitas "kekurangan". 

Mereka berpikir bahwa kita harus jadi orang yang licik, yang tidak jujur, yang bersaing secara tidak sehat, yang bersedia menghalalkan segala cara, supaya mendapatkan sejumlah kecil uang yang berseliweran begitu cepat di sekeliling kita sampai-sampai teramat susah untuk menangkapnya.

Itu sama sekali tidak benar. 

Tuhan telah menciptakan sebuah dunia yang luas, cukup luas untuk setiap orang yang tinggal di dalamnya.

Hasilkan uang dengan menerapkan mentalitas kelimpahan. Pandanglah sekelilingmu, dan lihatlah bahwa kesempatanmu untuk menghasilkan uang ada di mana-mana. Dan kesempatan itu amat sangat besar! Memang sih, supaya bisa melihatnya, kamu harus melatih pikiranmu untuk berkeyakinan bahwa memang ada kesempatan-kesempatan itu di luar sana. Jika kamu percaya bahwa tidak ada atau cuma ada sangat sedikit kesempatan buatmu, maka kamu akan sangat kesulitan menemukannya. Karena pikiranmu akan mulai mencari hal-hal yang membenarkan apa yang kaupercayai.

Jadi, ubahlah ekspektasimu. Pikirkan tentang suatu kelimpahan.

Iseng-iseng, selama suatu liburan musim panas, aku mendaftarkan anak-anak asuhku yang tinggal di panti asuhan ke sebuah kursus kejuruan di sebuah sekolah negeri. Kursus itu cukup singkat, cuma berlangsung selama 3 minggu. Pilihan kursusnya banyak, tapi anak-anak perempuanku memilih kursus kosmetik, dan seorang anak lelaki memilih kursus teknisi AC. Mereka masih harus bersekolah biasa seusai liburan, jadi mereka tidak belajar di sini supaya bisa bekerja, hanya untuk memperluas pengetahuan mereka saja. Tapi aku kagum dengan kerja keras dan komitmen sekolah kecil ini: setelah kelulusan, mereka membantu murid-muridnya untuk mendapatkan pekerjaan. Anak-anakku akhirnya punya teman-teman sekelas yang sudah mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang sendiri bahkan sebelum lulus dari kursus singkat ini.

Kondisi yang sangat bertolak belakang aku lihat saat kami berjalan pulang ke rumah dan melewati perkampungan miskin di dekat panti asuhan tempat anak-anakku tinggal. Aku melihat pemandangan menyedihkan yang aku lihat setiap hari: orang-orang pengangguran duduk di depan rumah tripleks mereka, tak melakukan apa pun kecuali mengobrol dan merokok. Aku ingat pernah bertanya kepada beberapa dari mereka, "Kenapa kau tidak melamar pekerjaan?" dan mereka akan menjawab, "Aku tidak lulus sekolah." Ketika aku mendorong mereka untuk belajar sesuatu--apapun itu--mereka bilang bahwa mereka tidak punya uang, tidak punya waktu, tidak punya nyali....

Padahal, kenyataannya mereka terjebak dalam mentalitas kekurangan. Mereka meyakini bahwa orang-orang kaya telah menguasai seluruh kekayaan di dunia ini, dan mereka hanya bisa mengumpulkan remah-remah yang terjatuh dari meja makan orang-orang kaya itu.

Itu tidak benar.

Uang ada di mana-mana. Tersedia untukmu dan kita semua.

Terapkan mentalitas kelimpahan.

Aku percaya bahwa Tuhan telah mencukupi untuk kebutuhan kita, bahkan lebih dari cukup supaya kita lebih murah hati, jika kita percaya, dan mulai bekerja.