Diterjemahkan sesukanya dari buku "SIMPLIFY and Live the Good Life" karya Bo Sanchez
Beberapa orang
terjebak dalam mentalitas "kekurangan".
Mereka berpikir bahwa kita harus
jadi orang yang licik, yang tidak jujur, yang bersaing secara tidak
sehat, yang bersedia menghalalkan segala cara, supaya mendapatkan
sejumlah kecil uang yang berseliweran begitu cepat di sekeliling kita
sampai-sampai teramat susah untuk menangkapnya.
Itu sama sekali tidak
benar.
Tuhan telah menciptakan sebuah dunia yang luas, cukup luas untuk
setiap orang yang tinggal di dalamnya.
Hasilkan uang
dengan menerapkan mentalitas kelimpahan. Pandanglah sekelilingmu, dan
lihatlah bahwa kesempatanmu untuk menghasilkan uang ada di mana-mana.
Dan kesempatan itu amat sangat besar! Memang sih, supaya bisa melihatnya, kamu
harus melatih pikiranmu untuk berkeyakinan bahwa memang ada
kesempatan-kesempatan itu di luar sana. Jika kamu percaya bahwa tidak
ada atau cuma ada sangat sedikit kesempatan buatmu, maka kamu akan
sangat kesulitan menemukannya. Karena pikiranmu akan mulai mencari hal-hal yang membenarkan apa yang kaupercayai.
Jadi, ubahlah ekspektasimu. Pikirkan tentang suatu kelimpahan.
Iseng-iseng,
selama suatu liburan musim panas, aku mendaftarkan anak-anak asuhku
yang tinggal di panti asuhan ke sebuah kursus kejuruan di sebuah sekolah
negeri. Kursus itu cukup singkat, cuma berlangsung selama 3 minggu.
Pilihan kursusnya banyak, tapi anak-anak perempuanku memilih
kursus kosmetik, dan seorang anak lelaki memilih kursus teknisi AC. Mereka
masih harus bersekolah biasa seusai liburan, jadi mereka tidak belajar
di sini supaya bisa bekerja, hanya untuk memperluas pengetahuan mereka
saja. Tapi aku kagum dengan kerja keras dan komitmen sekolah kecil ini:
setelah kelulusan, mereka membantu murid-muridnya untuk mendapatkan
pekerjaan. Anak-anakku akhirnya punya teman-teman sekelas yang sudah
mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang sendiri bahkan sebelum lulus
dari kursus singkat ini.
Kondisi yang sangat bertolak belakang aku lihat saat kami berjalan pulang
ke rumah dan melewati perkampungan miskin di dekat panti asuhan tempat
anak-anakku tinggal. Aku melihat pemandangan menyedihkan yang aku lihat
setiap hari: orang-orang pengangguran duduk di depan rumah tripleks
mereka, tak melakukan apa pun kecuali mengobrol dan merokok. Aku ingat
pernah bertanya kepada beberapa dari mereka, "Kenapa kau tidak melamar
pekerjaan?" dan mereka akan menjawab, "Aku tidak lulus sekolah." Ketika
aku mendorong mereka untuk belajar sesuatu--apapun itu--mereka bilang
bahwa mereka tidak punya uang, tidak punya waktu, tidak punya nyali....
Padahal,
kenyataannya mereka terjebak dalam mentalitas kekurangan. Mereka
meyakini bahwa orang-orang kaya telah menguasai seluruh kekayaan di
dunia ini, dan mereka hanya bisa mengumpulkan remah-remah yang terjatuh
dari meja makan orang-orang kaya itu.
Itu tidak benar.
Uang ada di mana-mana. Tersedia untukmu dan kita semua.
Terapkan mentalitas kelimpahan.
Aku percaya bahwa Tuhan telah mencukupi untuk kebutuhan kita, bahkan lebih dari cukup supaya kita lebih murah hati, jika kita percaya, dan mulai bekerja.
No comments:
Post a Comment