Sebuah tulisan Randy Pausch yang mengajarkan kepada saya bahwa bagaimanapun manusia lebih penting daripada harta benda....
Selama kurun waktu yang cukup lama, aku dikenal semua orang sebagai seorang "paman bujangan". Saat berusia dua puluhan hingga tiga
puluhan, aku tidak mempunyai anak, dan dua anak adikku, Chris dan Laura,
menjadi objek kasih sayangku. Aku senang menjadi Uncle Randy, pria yang
selalu muncul dalam kehidupan mereka sekitar sebulan sekali untuk
mengajak mereka memandang dunia dari sudut yang baru dan asing bagi
mereka.
Bukannya aku memanjakan mereka. Aku cuma mencoba
memberitahukan perspektifku terhadap kehidupan. Ini yang kadang-kadang
membuat adikku gila.
Suatu
kali, belasan tahun yang lalu, saat Chris masih berusia tujuh tahun
dan Laura sembilan, aku menjemput mereka dengan Volkswagen Cabrio convertible-ku
yang baru. "Hati-hati dengan mobil baru Uncle Randy," perintah adikku
kepada mereka. "Usap-usap dulu kaki kalian sebelum masuk. Jangan bikin
berantakan. Jangan bikin kotor di dalam mobil!"
Aku
mendengarkannya berbicara, dan berpikir, dengan cara yang cuma dipahami
oleh seorang paman bujangan, "Perintah-perintah itu cuma membuat anak-anak
merasa bersalah jika mereka tak sengaja melanggarnya. Tentu saja mereka bakalan mengotori
mobilku. Kan memang begitu anak-anak."
Maka, aku membuat segalanya mudah.
Sementara adikku terus nyerocos dengan daftar aturannya, pelan-pelan aku membuka sekaleng soda, membalikkannya, dan menumpahkan isinya ke jok belakang convertible-ku.
Pesan yang ingin aku sampaikan: manusia lebih penting daripada barang.
Sebuah mobil, betapa pun berharganya bagai batu permata seperti convertible baruku, tetap saja cuma sebuah barang.
Saat
aku menumpahkan Coke itu, aku memandang Chris dan Laura. Mulut mereka
ternganga, mata mereka terbelalak! Ini dia, Uncle Randy yang gila,
mematahkan aturan-aturan orang dewasa!!!
Akhirnya aku pun
merasa begitu gembira telah menumpahkan soda itu, sebab belakangan di
akhir pekan itu, Chris kecil terkena flu dan muntah di jok belakang. Dia
tidak merasa bersalah. Dia merasa lega dan aman; dia toh sudah melihat Uncle Randy membaptis mobilnya. Dia tahu bahwa dia tidak melakukan sesuatu yang menjadi masalah besar.
Kapan pun anak-anak itu bersamaku, kami cuma punya dua aturan:
1> Tidak boleh merengek.
2> Apa pun yang kita lakukan bersama, jangan bilang Mom.
Tidak
bilang Mom membuat segala yang kami lakukan menjelma menjadi sebuah
petualangan bajak laut yang mengasyikkan. Bahkan hal-hal yang biasa
terasa ajaib bagi kami.
Hampir setiap akhir pekan, Chris dan Laura melewatkan waktu mereka di apartemenku, dan aku akan membawa mereka ke Chuck E. Cheese,
atau kami akan berjalan-jalan bersama, atau mengunjungi museum. Pada
akhir pekan tertentu, kami biasa menginap di sebuah hotel--yang ada
kolam renangnya!
Kami bertiga suka sekali membuat kue
dadar bersama-sama. Ayahku dulu selalu bilang, "Siapa bilang kue dadar
harus selalu bundar?" Dan aku mengatakan hal yang sama kepada mereka.
Maka, kami selalu membuat kue dadar berbentuk binatang-binatang aneh.
Ada banyak kesalahan yang kami buat dalam membentuk binatang dengan
adonan kue dadar itu, tapi aku menyukainya, karena setiap kue dadar
binatang yang kami buat adalah sebuah tes Rorschach
yang tak disengaja. Chris dan Laura akan selalu berseru, "Bukan begini
bentuk binatang yang aku inginkan!" Namun itu membuat kami memandang kue
dadar itu sebagaimana adanya, dan berimajinasi kira-kira binatang apa
yang sudah kami bentuk.
Aku telah melihat Laura dan Chris
tumbuh menjadi anak muda yang menakjubkan. Laura sudah dua puluh satu
tahun dan Chris sembilan belas. Saat ini, aku merasa lebih bersyukur
daripada yang sudah-sudah bahwa aku telah menjadi bagian dari masa kecil
mereka, karena aku mulai menyadari sesuatu. Sepertinya aku tidak akan
menjadi seorang ayah untuk anak yang berusia lebih dari sembilan tahun.
Jadi saat-saatku bersama Chris dan Laura terasa semakin berharga. Mereka
memberiku hadiah berupa keberadaanku bersama mereka melalui masa kecil
mereka sampai usia belasan tahun, dan bahkan hingga memasuki usia
dewasa.
Baru-baru ini, aku meminta Chris dan Laura untuk
melakukan sesuatu buatku. Setelah aku meninggal, aku ingin mereka
mengajak anak-anakku ke sana sini, dan melakukan banyak hal, apa pun
yang mereka pikir akan menyenangkan untuk dilakukan. Mereka tidak perlu
melakukan hal-hal yang sama dengan yang pernah kami lakukan. Mereka bisa
membiarkan anak-anakku yang mengambil keputusan. Dylan suka dinosaurus.
Mungkin Chris dan Laura bisa mengajaknya ke sebuah museum sejarah alam.
Logan suka olah raga. Mungkin mereka bisa mengajaknya menonton Steelers bertanding. Dan Chloe suka menari. Mereka akan menemukan ide yang mengasyikkan untuknya.
Aku
juga ingin kedua keponakanku bercerita kepada anak-anakku tentang
beberapa hal. Pertama, mereka bisa mengatakan dengan singkat, "Ayahmu
ingin kami melewatkan waktu bersama-sama dengan kalian, seperti dia
telah melakukannya bersama kami." Aku berharap mereka juga akan
menjelaskan kepada anak-anakku tentang betapa kerasnya aku berjuang
untuk tetap hidup. Aku menyediakan diriku untuk menjalani
pengobatan-pengobatan yang paling menyakitkan yang bisa dilakukan
terhadapku, karena aku ingin bisa melewatkan waktu selama mungkin
bersama-sama dengan anak-anakku. Itulah pesan yang ingin aku sampaikan
lewat Laura dan Chris.
Oh... dan satu hal lagi. Jika
anak-anakku bikin mobil mereka berantakan, aku harap Chris dan Laura
akan mengingatku. Dan tersenyum....
Tentang Randy Pausch
Randy
Pausch adalah seorang profesor Ilmu Komputer, Interaksi
Komputer-Manusia, dan Desain dari Universitas Carnegie Mellon. Pernah
mengajar di Universitas Virginia selama 1988-1997, dia merupakan dosen
dan peneliti peraih penghargaan, dan telah bekerja bersama Adobe,
Google, Electronic Arts (EA), dan Walt Disney Imagineering, serta
merintis proyek Alice. Pada tahun 2007 dia didiagnosis mengidap kanker
yang mematikan, namun malah menginspirasi seluruh dunia dengan
kuliahnya, yang kemudian dikenal sebagai The Last Lecture: Really Achieving Your Childhood Dreams,
di mana dia berbicara banyak tentang kehidupan justru di saat maut bisa
menjemputnya kapan saja. Dia meninggal dunia pada Juli 2008. Pouring Soda in the Backseat merupakan salah satu dari banyak inspirasi yang diwariskannya dalam bukunya.
Glosarium:
Tes Rorschach,
biasa dikenal pula dengan tes noda tinta Rorschach atau hanya tes noda
tinta, adalah suatu tes psikologi di mana persepsi subjek tes terhadap
suatu noda tinta tertentu akan direkam dan dianalisa menggunakan
interpretasi psikologis, algoritma-algoritma kompleks yang diturunkan
secara ilmiah, atau keduanya.
Steelers adalah tim profesional sepak bola Amerika asal Pittsburgh, Pennsylvania.