Thursday, March 22, 2012

Soda di Jok Belakang

Sebuah tulisan Randy Pausch yang mengajarkan kepada saya bahwa bagaimanapun manusia lebih penting daripada harta benda....


Selama kurun waktu yang cukup lama, aku dikenal semua orang sebagai seorang "paman bujangan". Saat berusia dua puluhan hingga tiga puluhan, aku tidak mempunyai anak, dan dua anak adikku, Chris dan Laura, menjadi objek kasih sayangku. Aku senang menjadi Uncle Randy, pria yang selalu muncul dalam kehidupan mereka sekitar sebulan sekali untuk mengajak mereka memandang dunia dari sudut yang baru dan asing bagi mereka.

Bukannya aku memanjakan mereka. Aku cuma mencoba memberitahukan perspektifku terhadap kehidupan. Ini yang kadang-kadang membuat adikku gila.

Suatu kali, belasan tahun yang lalu, saat Chris masih berusia tujuh tahun dan Laura sembilan, aku menjemput mereka dengan Volkswagen Cabrio convertible-ku yang baru. "Hati-hati dengan mobil baru Uncle Randy," perintah adikku kepada mereka. "Usap-usap dulu kaki kalian sebelum masuk. Jangan bikin berantakan. Jangan bikin kotor di dalam mobil!"

Aku mendengarkannya berbicara, dan berpikir, dengan cara yang cuma dipahami oleh seorang paman bujangan, "Perintah-perintah itu cuma membuat anak-anak merasa bersalah jika mereka tak sengaja melanggarnya. Tentu saja mereka bakalan mengotori mobilku. Kan memang begitu anak-anak." 

Maka, aku membuat segalanya mudah. 

Sementara adikku terus nyerocos dengan daftar aturannya, pelan-pelan aku membuka sekaleng soda, membalikkannya, dan menumpahkan isinya ke jok belakang convertible-ku. Pesan yang ingin aku sampaikan: manusia lebih penting daripada barang. Sebuah mobil, betapa pun berharganya bagai batu permata seperti convertible baruku, tetap saja cuma sebuah barang.

Saat aku menumpahkan Coke itu, aku memandang Chris dan Laura. Mulut mereka ternganga, mata mereka terbelalak! Ini dia, Uncle Randy yang gila, mematahkan aturan-aturan orang dewasa!!!

Akhirnya aku pun merasa begitu gembira telah menumpahkan soda itu, sebab belakangan di akhir pekan itu, Chris kecil terkena flu dan muntah di jok belakang. Dia tidak merasa bersalah. Dia merasa lega dan aman; dia toh sudah melihat Uncle Randy membaptis mobilnya. Dia tahu bahwa dia tidak melakukan sesuatu yang menjadi masalah besar.

Kapan pun anak-anak itu bersamaku, kami cuma punya dua aturan:

1> Tidak boleh merengek.
2> Apa pun yang kita lakukan bersama, jangan bilang Mom.

Tidak bilang Mom membuat segala yang kami lakukan menjelma menjadi sebuah petualangan bajak laut yang mengasyikkan. Bahkan hal-hal yang biasa terasa ajaib bagi kami.

Hampir setiap akhir pekan, Chris dan Laura melewatkan waktu mereka di apartemenku, dan aku akan membawa mereka ke Chuck E. Cheese, atau kami akan berjalan-jalan bersama, atau mengunjungi museum. Pada akhir pekan tertentu, kami biasa menginap di sebuah hotel--yang ada kolam renangnya!

Kami bertiga suka sekali membuat kue dadar bersama-sama. Ayahku dulu selalu bilang, "Siapa bilang kue dadar harus selalu bundar?" Dan aku mengatakan hal yang sama kepada mereka. Maka, kami selalu membuat kue dadar berbentuk binatang-binatang aneh. Ada banyak kesalahan yang kami buat dalam membentuk binatang dengan adonan kue dadar itu, tapi aku menyukainya, karena setiap kue dadar binatang yang kami buat adalah sebuah tes Rorschach yang tak disengaja. Chris dan Laura akan selalu berseru, "Bukan begini bentuk binatang yang aku inginkan!" Namun itu membuat kami memandang kue dadar itu sebagaimana adanya, dan berimajinasi kira-kira binatang apa yang sudah kami bentuk.

Aku telah melihat Laura dan Chris tumbuh menjadi anak muda yang menakjubkan. Laura sudah dua puluh satu tahun dan Chris sembilan belas. Saat ini, aku merasa lebih bersyukur daripada yang sudah-sudah bahwa aku telah menjadi bagian dari masa kecil mereka, karena aku mulai menyadari sesuatu. Sepertinya aku tidak akan menjadi seorang ayah untuk anak yang berusia lebih dari sembilan tahun. Jadi saat-saatku bersama Chris dan Laura terasa semakin berharga. Mereka memberiku hadiah berupa keberadaanku bersama mereka melalui masa kecil mereka sampai usia belasan tahun, dan bahkan hingga memasuki usia dewasa.

Baru-baru ini, aku meminta Chris dan Laura untuk melakukan sesuatu buatku. Setelah aku meninggal, aku ingin mereka mengajak anak-anakku ke sana sini, dan melakukan banyak hal, apa pun yang mereka pikir akan menyenangkan untuk dilakukan. Mereka tidak perlu melakukan hal-hal yang sama dengan yang pernah kami lakukan. Mereka bisa membiarkan anak-anakku yang mengambil keputusan. Dylan suka dinosaurus. Mungkin Chris dan Laura bisa mengajaknya ke sebuah museum sejarah alam. Logan suka olah raga. Mungkin mereka bisa mengajaknya menonton Steelers bertanding. Dan Chloe suka menari. Mereka akan menemukan ide yang mengasyikkan untuknya.

Aku juga ingin kedua keponakanku bercerita kepada anak-anakku tentang beberapa hal. Pertama, mereka bisa mengatakan dengan singkat, "Ayahmu ingin kami melewatkan waktu bersama-sama dengan kalian, seperti dia telah melakukannya bersama kami." Aku berharap mereka juga akan menjelaskan kepada anak-anakku tentang betapa kerasnya aku berjuang untuk tetap hidup. Aku menyediakan diriku untuk menjalani pengobatan-pengobatan yang paling menyakitkan yang bisa dilakukan terhadapku, karena aku ingin bisa melewatkan waktu selama mungkin bersama-sama dengan anak-anakku. Itulah pesan yang ingin aku sampaikan lewat Laura dan Chris.

Oh... dan satu hal lagi. Jika anak-anakku bikin mobil mereka berantakan, aku harap Chris dan Laura akan mengingatku. Dan tersenyum....


Tentang Randy Pausch
Randy Pausch adalah seorang profesor Ilmu Komputer, Interaksi Komputer-Manusia, dan Desain dari Universitas Carnegie Mellon. Pernah mengajar di Universitas Virginia selama 1988-1997, dia merupakan dosen dan peneliti peraih penghargaan, dan telah bekerja bersama Adobe, Google, Electronic Arts (EA), dan Walt Disney Imagineering, serta merintis proyek Alice. Pada tahun 2007 dia didiagnosis mengidap kanker yang mematikan, namun malah menginspirasi seluruh dunia dengan kuliahnya, yang kemudian dikenal sebagai The Last Lecture: Really Achieving Your Childhood Dreams, di mana dia berbicara banyak tentang kehidupan justru di saat maut bisa menjemputnya kapan saja. Dia meninggal dunia pada Juli 2008. Pouring Soda in the Backseat merupakan salah satu dari banyak inspirasi yang diwariskannya dalam bukunya.


Glosarium:
Tes Rorschach, biasa dikenal pula dengan tes noda tinta Rorschach atau hanya tes noda tinta, adalah suatu tes psikologi di mana persepsi subjek tes terhadap suatu noda tinta tertentu akan direkam dan dianalisa menggunakan interpretasi psikologis, algoritma-algoritma kompleks yang diturunkan secara ilmiah, atau keduanya.

Steelers adalah tim profesional sepak bola Amerika asal Pittsburgh, Pennsylvania.

No comments:

Post a Comment